Sunday 27 November 2016

Belajar menjadi manajer Keluarga Handal


Ummun wa Rabbatul Bait, ibu dan pengatur rumah tangga. Lihatlah betapa Islam begitu sempurna menyiapkan profesi terbaik bagi seorang wanita yang Insya Allah akan menghantarkan dirinya ke surga, bahkan sebelum menginjakkan kakinya di surga, penduduk surga pun iri padanya. Masya Allah, begitu mulia peran wanita dalam Islam. Khas dan sesuai dengan fitrah penciptaan wanita. Maka menjadi miris dan berita sedih jika seorang wanita enggan menjadi ibu. Pun sedih jika seorang wanita melupakan perannya sebagai wanita pengatur rumah tangga. Menjadi berlipat kesedihan jika wanita dipaksa -oleh sistem yang sejatinya melindungi hak dan fitrah wanita- mengesampingkan peran utamanya sebagai ibu. Ini sebaik-baik pengingat bagi diri saya sendiri yang jauh dari sempurna, bahwa saya ingin berproses menjadi wanita dan istri sholihah yang tunduk pada syariat Pemilik alam, berjuang menjadi ibu terbaik yang menghantarkan anak-anak menjadi pejuang Islam di masa kebangkitannya kelak. 

Bagian dari proses ini adalah terus menerus melakukan muhasabah diri, koreksi jujur akan kekurangan-kekurangan dan jauh nya tertinggal dari target yang diharapkan. Pada Allah, Rabb Pengatur Alam semesta, saya memohon kemudahan serta petunjuk untuk selalu berada dalam ketaatan pada syariat Nya di setiap peran kehidupan yang saya jalankan.

Kali ini, saya mecoba membuat aktivitas yang lebih rinci dari kegiatan sehari-hari untuk memudahkan pencapaian target check list ibu sholihah, serta mengawasi jalannya desain pembelajaran yang saya buat, agar berjalan pada kandang waktu yang saya rencanakan. Konsisten dengan check list, merunut desain pembelajaran, serta disiplin dengan jadwal harian tentu sangat sulit bagi saya yang memiliki banyak aktivitas yang tak terduga (mungkin bagi mommies juga yaaa J ). seperti karyawan yang tiba-tiba tidak dapat masuk, saudara yang meminta bantuan, agenda dakwah yang tergeser, anak-anak yang sakit, perjalanan menemani suami, yang bisa menghabiskan waktu seminggu, hingga saya terlupa dari aktivitas dinamis untuk menambah jam terbang skill pribadi. 

Bismillah, bersama bunda-bunda lain saya pun ingin berjuang, memperbaiki jadwal sehari-hari, memacu disiplin, serta meningkatkan kemampuan diri. Hiks,hiks, mungkin jauh tertinggal dari bunda-bunda hebat yang telah terbukti dapat menjalankan semua aktivitas dengan jadwal yang rapi serta dapat menyeimbangkan kewajiban-kewajiban utama dengan hal-hal prioritas lainnya.

Tiga aktivitas yang paling penting menurut saya adalah :

1.       Beribadah, habblum min Allah(sholat,puasa,zakat,tilawah, dll), habblum minnan nass(dakwah amal ma’ruf nahi munkar, silah ukhuwah), habblum minnan nafs (makan dan berpakaian sesuai syariat, muhasabah diri).
2.       Aktivitas ummun wa rabbatul bait, mengatur urusan rumah tangga (makan,minum, pakaian, keuangan, kesehatan,dll) ,mengelola pengasuhan dan pendidikan anak.
3.       Meningkatkan jam terbang pada passion yang disukai, menulis, membaca, menjahit, mengurus usaha.

Tiga aktivitas yang paling tidak penting menurut saya adalah :

1.       Baca status sosial media dan cuci mata di market place yang menarik tapi tidak tertarik.
2.       Menonton film (hiks.. i love this acctually).
3.       Jalan-jalan tanpa muatan pendidikan dan dakwah.

Selama ini, waktu saya sudah dihabiskan untuk aktivitas yang penting kah? Atau tidak penting?. Hiks.. pertanyaan yang menyedihkan bagi saya, karena jujur saya merasa sudah menggunakan waktu untuk aktivitas utama yakni mengurus rumah tangga, tapi ternyata saya terlupa untuk meningkatkan kualitas diri. Layaknya kebanyakan ibu-ibu, saya merasa pekerjaan rumah tangga tak kunjung usai, tapi alhamdulillah selalu menyuntikkan keikhlasan bahwa aktivitas saya adalah aktivitas yang insyaAllah menghantarkan pada ridho Allah. 

Walaupun mungkin ada yang menilai, aktivitas rumahan adalah aktivitas yang sepele, remeh, tidak produktif, tapi bagi saya itulah jalan tol untuk menuju surga. Aamiin. Menyenangkan belajar tentang pengelolaan keluarga kali ini, dimana saya diminta melihat kembali tujuan saya belajar dan sejauh mana proses perjalanan saya. Semoga dengan menentukan tiga aktivitas penting ini, seluruh aktivitas saya mengarah pada aktivitas penting dan menghindari godaan aktivitas yang tidak penting dengan marka jalan jadwal harian ummi tangguh dan jadwal aktivitas dinamis untuk peran strategis ibu ideologis.

JADWAL HARIAN UMMI TANGGUH

Kandang waktu
Aktivitas rutin
Evaluasi
04.00 – 04.30
Perkuat ruhiyyah


Tahajjud


Tilawah


Tahfizh


Sahur




04.30 – 05.30
Streching ringan


Mengurus loundry


Sholat subuh




05.30 – 06.30
Memasak


Menyiapkan anak-anak


Berberes rumah dan halaman




06.30 – 07.30
Sarapan


Menyiapkan keberangkatan anak-anak dan suami


Menyiapkan hana


Berberes rumah




07.30 – 08.00
Cicil menu makan siang


Sholat Dhuha



JADWAL AKTIVITAS DINAMIS UNTUK PERAN STRATEGIS IBU IDEOLOGIS
Kandang waktu
Aktivitas Dinamis
Evaluasi
08.00 – 11.00
Membaca buku kurikulum Pendidikan anak, perkembangan anak


Observasi perkembangan Hana dengan bermain


Talqin bacaan sholat dan juz amma untuk Hafizh


Halaqoh Rutin ibu-ibu komplek


Menidurkan Hana




11.00 – 12.00
Menyiapkan makan siang


Murojaah


Cek WA Grup maksimal 30 menit




12.00 – 14.00
Sholat Dzuhur


Menulis, mengerjakan tugas belajar


Menemani Hana dan Hafizh




14.00 – 16.00
Menyambut kepulangan suami dan anak-anak


Istirahat siang


Sholat Ashar




16.00 – 17.00
Silah ukhuwah


Mencicil project jahit


Menemani murojaah anak-anak


Mengurus jemuran




17.00 – 18.30
 Menyiapkan makan malam




18.30 – 20.00
Sholat maghrib


Makan malam


Menemani murojaah & belajar anak-anak


Sholat Isya


Berberes rumah




20.00 – 21.00
Talqin hafalan hadist


Melipat pakaian


Membacakan buku


Persiapan tidur


Cek WA grup maksimal 30 menit


Aktivitas dadakan yang berpotensi mempengaruhi terlaksananya jadwal aktivitas harian adalah :

1.       Perjalanan ke Banjarmasin, baik silaturrahim atau urusan keluarga, perjalanan usaha, atau perjalanan rihlah bersama anak-anak diagendakan untuk diisi dengan murojaah hafalan al-Qur’an dan Hadist, bercerita tentang teman-teman anak-anak, quality time dengan suami, membaca buku atau artikel bermanfaat saat menunggu, menyiapkan materi permainan yang sesuai dengan target perkembangan anak.

2.       Agenda dakwah dan agenda perawatan diri,diatur dengan berusaha menyiapkan materi permainan dan sholih kids to do list yang akan disupervisi oleh suami atau pengasuh anak-anak 

Sunday 20 November 2016

Bunda Sholihah Belajar cara belajar


Mendpatkan materi learn how to learn semakin mengerucutkan strategi belajar dan memudahkan menularkan semangat belajar kepada orang lain. Membaca chat teman-teman yang sedikit perlu ikat kepala untuk memahami materi ini sedikit banyak mempengaruhi persepsi saya pribadi. Benarlah bahwa atmosfer lingkungan memberi pengaruh besar bagi perasaan, pemikiran dan sikap yang mungkin kita pilih. Atmosfer lingkungan yang positif dapat membangkitkan semangat kita untuk turut berkiprah dalam kebaikan, sebaliknya suasana lingkungan pun dapat membuat kita ragu, berfikir ulang, menimbang-nimbang bahkan dapat terseret pada kondisi negatif. Lihat saja bursa efek, kondisi politik dan isu-isu sensitif di suatu negara cukup mempengaruhi nilai saham bukan? Padahal sejatinya roda penggerak ekonomi kita adalah sektor riil bukan? (hehehe, jauh amat ke bursa saham). Maka bundas, peradaban yang kita bangun dari rumah membutuhkan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif, perlindungan penguasa akan hak-hak keluarga, penjagaan oleh negara akan fitrah manusia seorang ibu, seorang anak, bahkan suami, serta membutuhkan regulasi yang memacu peradaban rumah kita menjadi insan terbaik dunia dan akhirat.

Back to belajar cara belajar, kesempatan saya untuk memahami tugas ini berkejaran dengan kewajiban rumah tangga serta checklist ibu sholihah yang saya upayakan untuk konsisten di dalam nya (jazakallah untuk suami tercinta yang turut membantu perbaikan diri ^^), entah seperti tertular bunda lain, mendadak beberapa kegiatan muncul di agenda yang menghambat proses mencerna tugas (halah, alesan yaaa). Alhamdulillah Allah berikan kesempatan sore ini saat kakak atta mengajak dede hana jalan-jalan, maka saya dapat mengetik dengan lapang. Ketika diminta membuat design pembelajaran, maka keingintahuan mulai muncul dengan arahan kata tanya, apakah itu desain pembelajaran, bagaimanakah membuatnya, dimana saya bisa menemukan yang cocok untuk saya dan keluarga nantinya, mengapa saya perlu desain pembelajaran. Sungguh membantu, ketika saya diminta suami untuk membuat kurikulum pendidikan anak usia dini, maka desain pembelajaran ini bagai petunjuk pertama yang menghantarkan pada pintu berikutnya.

Saat ini saya akan membuat desain pembelajaran untuk diri saya sendiri, ya, pilot project a.k.a kelinci percobaannya adalah saya. Ketika layak pada sesi pertama, insyaAllah saya akan percaya diri membuat desain pembelajaran untuk keempat putra-putri dirumah (waaaa.... lancarkan niatan hamba ya Rabb). Selain itu, hasil mengupas tema desain pembelajaran ini, ternyata sebelum membuatnya diperlukan data-data awal yang insyaAllah telah terkupas sedikit di tulisan-tulisan minggu lalu. Hehehe, jika membuat desain untuk anak-anak kudu mencari data baru deh. Dalam pola ADDIE, tahapan pertama sebelum menyusun desain pembelajaran adalah melakukan analisis, yakni mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh pembelajar, which is terjawab dalam tulisan universitas kehidupan, ya saya akan mempelajari ilmu pendidikan anak dan pengelolaan rumah tangga. Kemudian mengidentifikasi masalah yang terkupas ketika merunut kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan dalam membersamai anak-anak, keahlian apa yang saya perlukan sebagai istri, serta alat apa yang dapat memuluskan saya menjalani peran sebagai agent of change di masyarakat. Tahap ketiga melakukan analisis tugas, yang insyaAllah terjabar dalam checklist ibu sholihah. Dengan model analisis awal seperti ini nantinya saya bertekad akan membuat analisis tersendiri untuk anak-anak sebelum membuat desain pembelajaran mereka.

Setelah menyelesaikan tahap analisis (dalam kondisi ini, saya memolesnya dari catatan terdahulu ), maka masuklah tahap pembuatan desain pembelajaran, yakni membuat pola, sketsa, outline, atau rencana pendahuluan dalam proses belajar kita nantinya. Dalam menyusun desain pembelajaran maka saya perlu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih metode dan media belajar yang kira-kira akan memudahkan saya untuk menyerap ilmu (secara, emak-emak gini, ga zaman keles duduk manis #baca: ga mungkin duduk manis), memilah sumber-sumber belajar  yang relevan (alhamdulillah, sudah pula sebagian terkumpul saat membulatkan niat kembali ngubek buku pendidikan anak), merancang lingkungan tempat saya mengakses sumber belajar,cuss, dilaksanakan deh desain belajarnya, kemudia siap untuk dievaluasi di akhir periode pembelajaran pertama, apakah desain pembelajaran yang saya buat dapat membuat belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Jika ya, maka tentu akan mudah mengaplikasikannya untuk anak-anak serta menularkannya pada ibu-ibu lain.
 


DESAIN PEMBELAJARAN ala Fratiwi Rachmaningtyas

LEMBAGA : UNIVERSITAS KEHIDUPAN
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN ANAK DAN PENGELOLAAN RUMAH TANGGA
MATA KULIAH : ILMU PENGASUHAN ANAK (BUNDA SAYANG)
KELAS / SEMESTER : NOL KILOMETER / I DESEMBER 2016- MEI 2017
ALOKASI WAKTU : 10 JAM PERHARI hingga tak terhingga

A. TUJUAN PEMBELAJARAN : Menjadi ibu yang mampu mendidik anak sesuai syariat Islam sehingga mampu menyiapkan generasi pejuang Islam yang sholih dan tangguh.  
                STANDAR KOMPETENSI : Mendidik sesuai syariat Islam
                KOMPETENSI DASAR :
1.       Mampu menerapkan pendidikan berlandaskan akidah Islam
2.       Mampu merumuskan pendidikan berbasis firah
3.       Mampu membuat standar periode pendidikan berdasarkan Psikologi Perkembangan Anak
INDIKATOR :
1.       Mengetahui pendidikan berlandaskan akidah Islam, pendidikan berbasis fitrah
2.       Dapat mempraktekkan teori pendidikan dalam pengasuhan anak sehari-hari
3.       Dapat membuat kolom perkembangan anak secara sederhana
4.       Mampu menjelaskan konsep pendidikan berlandaskan akidah Islam dan pendidikan berbasis fitrah

B. ANALISIS PEMBELAJARAN (BAHAN AJAR) : Pendidikan berlandaskan akidah Islam, Pendidikan berbasis Fitrah, Pendidikan dalam Psikologi Perkembangan Anak.

C. PENILAIAN KEMAMPUAN AWAL : mengetahui secara umum gambaran pendidikan berlandaskan akidah Islam, berbasis fitrah, memiliki checklist perkembangan anak meski belum terstruktur

D. STRATEGI PEMBELAJARAN :
1.       Membaca buku pendukung
2.       Menyimak video pengasuhan anak
3.       Mengikuti diskusi online grup yang relevan dengan ilmu pendidikan anak
4.       Mengobservasi perkembangan dan perjalanan pendidikan anak
5.       Mengikuti seminar atau pelatihan jika ada
6.       Mempraktekkan dalam keseharian pengasuhan anak

E. PENGELOLAAN KELAS : belajar dapat dilakukan online maupun offline

F. PEMBAGIAN WAKTU :
1.       Membaca buku : 30 menit perhari
2.       Menyimak video : seminggu 3 * 30 menit
3.       Diskusi online (memilah share yang berkaitan dengan pendidikan anak) : 30 menit perhari
4.       Observasi : kesiaapan anak belajar sesudah Maghrib, sesudah Ashar, sesudah Subuh dan waktu-waktu bersama ananda
5.       Praktek : sepanjang waktu bersama ananda

G. MEDIA BELAJAR :
1.       Buku-buku
2.       Grup WhatsApp
3.       You tube
4.       Google

H. EVALUASI :
1.       Penilaian suami apakah mampu menjelaskan konsep pendidikan berbasis akidah islam dan fitrah
2.       Apakah hasil print out standar pendidikan anak berdasarkan Psikologi Perkembangan sudah relevan
3.       Penilaian suami terhadap laporan perkembangan pendidikan dan pengasuhan anak serta keseharian ibu
4.       Apakah manajemen waktu belajar dan pengurusan rumah tangga serta aktivitas lain sudah dikelola dengan baik

I. ANALISIS UMPAN BALIK :

Berupa laporan kegiatan proses pembelajaran, apakah terdapat kelemahan dalam desain pembelajaran ini, apakah  desain pembelajaran ini sudah mampu menghantarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran. Jika diperlukan dapat dilakukan modifikasi atau pengembangan desain.
 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik