Kita, hadiah
spesial untuk dunia
Pernahkah
bunda bertanya-tanya apa tujuan kita diciptakan di dunia?, atau mungkin bunda
sudah mengetahui apakah hakikat keberadaan diri kita di dunia ini? (salut), hayuk berbagi di komentar ya bun sholihah. Bagi bundas yang masih wondering mengapa kita bisa berada
disini, kok bukan di planet mars, kok bukan di keluarga A, kok bukan di negara
A? dan seterusnya. Mungkin bisa menjawabnya bersama saya, jawaban mendasar yang
saya fahami adalah tujuan penciptaan manusia yang telah disampaikan Allah,
bahwa kita diciptakan tidak lain untuk beribadah kepada Allah. Sederhana
bukan?, begitu cintanya Allah kepada makhlukNya, kitapun ditunjukkan bagaimana
caranya hidup dan menghidupkan dunia. Untuk beribadah, menyembah Allah, bukan yang
lain, hanya menjadi hamba Allah. Menjadi hamba dapat bermakna kita taat
sepenuhnya pada Dzat yang kita sembah. Maka sudah selayaknya kita menjadi hamba
yang apa adanya, sebagaimana kita diciptakan, taat pada petunjuknya dalam
berkeyakinan, bahwa hanya Allah saja satu Tuhan pencipta dan pengatur alam
semesta. Taat pada perintahnya bahwa di seluruh aktivitas kita, menjadi istri
adalah seperti yang Allah perintahkan, menjadi ibu adalah sebagaimana yang
Rasulullah ajarkan, bertetangga tidak saling menyakiti, tidak menyebar aib
tetangga, berbuat baik pada tetangga tanpa memandang ia muslim atau kafir,
menuntut ilmu sebagaimana yang diperintahkan dalam Islam, melakukan jual beli
baik tunai maupun kredit sesuai dengan akad-akad yang di kabarkan Rasulullah, memilih
pemimpin dan menerapkan sistem pemerintahan apa adanya sebagaimana
diperintahkan Allah dan diteladankan Rasulullah serta para sahabat. Menakjubkan
bukan?, mulai dari lingkup bernegara, mengatur hubungan negara dengan negara
lain, mengatur sistem ekonomi dunia, mengatur peran negara dalam melayani
rakyatnya (jangan dibalik ya? #upss), panduan dalam menuntut ilmu, panduan
menjadi suami, istri serta keluarga yang dirindu surga, petunjuk mendidik
anak-anak, tutorial menutup aurat, standar konsumsi, menjaga kebersihan dan
kesehatan, semua sdh Allah berikan sebagai pemisah bagi ummatNya, petunjuk yang
memisahkan mana yang bathil mana yang haq. Tentunya sewajarnya kita pun menjadi
seperti yang Rabb kita gariskan, taat tanpa tapi. Apap pun peran kita di bumi
ini, taatlah, sebagaimana yang Allah inginkan, ikutilah petunjuknya.
Setelah memaknai hakikat
penciptaan, saya mencoba melihat mengapa anak-anak menakjubkan yang ada dirumah
ini dititipkan tumbuh dan berkembang di rahim saya (aihh, jadi pengen hamil lagih,
semoga yang pengen hamil juga cepet isi yah). Mengapa kakak faqih yang tangguh,
berani, kreatif, pandai bernegosiasi untuk mencapai tujuannya, anak yang tak
mudah menyerah, serta memiliki daya tahan yang tangguh ini hadir dalam keluarga
kami. Benar-benar menumbuhkan semangat belajar menjadi ibu tangguh deh kakak
faqih ini mah. Mengapa Allah titipkan kakak atta yang begitu menyenangkan,
penuh kasih sayang, kreatif, komunikatif, supel, menghormati orang tua, serta
berpotensi menjadi koordinator yang handal ini dititipkan pada saya. Mengapa
kakak hafizh yang berani dan dipenuhi rasa ingin tahu yang tinggi serta
keinginan yang kuat untuk belajar menjadi hadiah spesial di keluarga kami.
Mengapa hana yang energinya sudah seperti baterai alkaline (hehehe), pengamat ulung
yang penuh rasa ingin tahu serta punya keinginan yang kuat untuk belajar ini
menjadi gadis cilik pertama di keluarga. Hmmm... pernah kah mommies membuat daftar potensi ananda,
kemudian bertanya mengapa kah anak-anak surga ini hadir dirumah kita.
Well, maka
saya berupaya menemukan jawabannya kemudian mencocokkan potensi saya dengan
potensi anak-anak hingga menemukan rasa syukur yang mendalam, karena Allah
sungguh membuat perhitungan yang sempurna dan seimbang, walaupun mungkin sulit
untuk kita lihat. Karena kita sering melihat dengan kaca mata satu sama dengan
satu. Saya bersyukur anak-anak ini hadir dalam keluarga saya, bisa jadi ketika
tidak ada kakak faqih di rumah tangga kami maka saya dan suami tidak
termotivasi untuk belajar, yang menutupi potensi menjadi pembelajar yang cepat.
bisa jadi ketika tidak ada kakak atta di dunia kami saya melupakan potensi saya
untuk selalu peduli sesama bersama kakak Atta. Bisa jadi saat tiada hafizh
sebagai hadiah di keluarga kami saya mengubur potensi saya yang ternyata
memiliki daya juang yang tinggi. Bisa jadi ketika Allah menitipkan Hana maka
saya terus mengasah kemampuan saya mengelola pekerjaan rumah dengan cekatan
serta mau mengevaluasi diri (singsing lengan baju, huhah, huhah). Peran mengatur rumah tangga, mendidik dan menyiapkan
generasi penakluk pembebas kota Roma tentu perlu energi ekstra, kesabaran
tingkat tinggi, doa yang tak terputus serta ikhtiar optimal. Terasa berat,
tentu, ada kalanya ketika pemicu stress muncul, maka terasa berat, melelahkan,
dan bikin mellow macam drama korea (aiihhh,
lama kali tak nonton). Bismillah, dengan dorongan akidah keyakinan bahwa Allah
ar Rahman, juga Pengatur yang sempurna, Dia titipkan anak-anak istimewa untuk
ibu spesial seperti saya (aamiin) karena kami adalah komposisi yang pas,
mungkin saya tak sanggup mendidik si A jika saja ia dihadirkan dirumah kami.
Begitu pula sebaliknya, mungkin anda tak mampu mengarahkan pejuang cilik dalam
keluarga saya (toss ya bun).
Kita, hadiah spesial untuk
keluarga kita, wanita istimewa, ibu terbaik, istri menawan, keluarga teladan,
insyaAllah. Akan mengambil peran perubahan pada dunia, mengubah lingkungan
keluarga dan masyarakat tempat kita berada. Saya berada dalam keluarga besar
yang sebagian terlibat riba, inilah salah satu misi Allah hadirkan keluarga
kami di lingkungan keluarga besar, untuk menyeru kembali kepada ketaatan,
menggandeng saudara bahwa kita semua harus berada di surga Nya, menuntun tetua
bahwa ternyata Allah karuniakan manusia di dunia untuk menjalankan semua
hukumNya , tidak semata ibadah dipermukaan, tapi taat secara menyeluruh, dalam
berjual beli, sewa menyewa, serta menjalin silaturrahim berdasarkan petunjuk
Ilahi.
Pun mewujud sebagai warga
negara yang berada dalam kondisi politik yang tercemar kepentingan kerakusan
pribadi, jauh dari peran sejati politik, mengatur urusan ummat, memudahkan
masyarakat. Keluarga kita hadir dalam kondisi akhir zaman yang telah dikabarkan
Rasulullah, menyeru perubahan kepada ummat, menularkan semangat ketangguhan
untuk mempertahankan kebenaran, bersama ummat menyemai generasi masa depan
politik yang mensejahterakan dunia, rahmatan lil alamin. Kita menjadi keluarga
yang melihat jebakan ekonomi ribawi sehingga wajib bagi kita mendakwahkan serta
memberi teladan bagaimana kah jual beli kredit sesuai dengan syariat yang akan
menumbuhkan keberkahan di lingkungan kita. Keluarga-keluarga kita berada dalam
dunia yang disetir segelintir manusia yang haus kekuasaan dan tertipu
kesenangan dunia, yang dengan serakah menduduki negeri-negeri tertinggal, mengeruk
sumber daya alam kemudian meninggalkan bongkahan cemaran yang melukai bumi.
Maka kita berkewajiban untuk mengembalikan dunia yang melindungi dan menjamin
keimanan dan kultur positif yang ditanamkan keluarga dan komunitas. Sehingga
akan “menciptakan” individu terbaik yang terjaga akhlaknya, melindungi
fitrah-fitah kemanusiaan dari “polusi” peradaban. Inilah kita, keluarga kita,
hadiah spesial untuk dunia dengan misi-misi spesifik kita.
No comments:
Post a Comment