Bunda Sholihah Belajar cara belajar
Mendpatkan materi learn how to learn semakin
mengerucutkan strategi belajar dan memudahkan menularkan semangat belajar
kepada orang lain. Membaca chat teman-teman yang sedikit perlu ikat
kepala untuk memahami materi ini sedikit banyak mempengaruhi persepsi saya
pribadi. Benarlah bahwa atmosfer lingkungan memberi pengaruh besar bagi
perasaan, pemikiran dan sikap yang mungkin kita pilih. Atmosfer lingkungan yang
positif dapat membangkitkan semangat kita untuk turut berkiprah dalam kebaikan,
sebaliknya suasana lingkungan pun dapat membuat kita ragu, berfikir ulang,
menimbang-nimbang bahkan dapat terseret pada kondisi negatif. Lihat saja bursa
efek, kondisi politik dan isu-isu sensitif di suatu negara cukup mempengaruhi
nilai saham bukan? Padahal sejatinya roda penggerak ekonomi kita adalah sektor
riil bukan? (hehehe, jauh amat ke bursa saham). Maka bundas, peradaban yang
kita bangun dari rumah membutuhkan suasana yang kondusif, lingkungan yang
positif, perlindungan penguasa akan hak-hak keluarga, penjagaan oleh negara
akan fitrah manusia seorang ibu, seorang anak, bahkan suami, serta membutuhkan
regulasi yang memacu peradaban rumah kita menjadi insan terbaik dunia dan
akhirat.
Back to belajar cara belajar, kesempatan saya untuk
memahami tugas ini berkejaran dengan kewajiban rumah tangga serta checklist
ibu sholihah yang saya upayakan untuk konsisten di dalam nya (jazakallah untuk
suami tercinta yang turut membantu perbaikan diri ^^), entah seperti tertular
bunda lain, mendadak beberapa kegiatan muncul di agenda yang menghambat proses
mencerna tugas (halah, alesan yaaa). Alhamdulillah Allah berikan
kesempatan sore ini saat kakak atta mengajak dede hana jalan-jalan, maka saya
dapat mengetik dengan lapang. Ketika diminta membuat design pembelajaran, maka
keingintahuan mulai muncul dengan arahan kata tanya, apakah itu desain
pembelajaran, bagaimanakah membuatnya, dimana saya bisa menemukan yang cocok
untuk saya dan keluarga nantinya, mengapa saya perlu desain pembelajaran. Sungguh
membantu, ketika saya diminta suami untuk membuat kurikulum pendidikan anak
usia dini, maka desain pembelajaran ini bagai petunjuk pertama yang
menghantarkan pada pintu berikutnya.
Saat ini saya akan membuat desain pembelajaran untuk diri
saya sendiri, ya, pilot project a.k.a kelinci percobaannya adalah saya. Ketika
layak pada sesi pertama, insyaAllah saya akan percaya diri membuat desain
pembelajaran untuk keempat putra-putri dirumah (waaaa.... lancarkan niatan
hamba ya Rabb). Selain itu, hasil mengupas tema desain pembelajaran ini,
ternyata sebelum membuatnya diperlukan data-data awal yang insyaAllah telah
terkupas sedikit di tulisan-tulisan minggu lalu. Hehehe, jika membuat desain
untuk anak-anak kudu mencari data baru deh. Dalam pola ADDIE, tahapan pertama
sebelum menyusun desain pembelajaran adalah melakukan analisis, yakni
mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh pembelajar, which is terjawab
dalam tulisan universitas kehidupan, ya saya akan mempelajari ilmu pendidikan
anak dan pengelolaan rumah tangga. Kemudian mengidentifikasi masalah yang
terkupas ketika merunut kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan dalam
membersamai anak-anak, keahlian apa yang saya perlukan sebagai istri, serta
alat apa yang dapat memuluskan saya menjalani peran sebagai agent of change di
masyarakat. Tahap ketiga melakukan analisis tugas, yang insyaAllah terjabar
dalam checklist ibu sholihah. Dengan model analisis awal seperti ini
nantinya saya bertekad akan membuat analisis tersendiri untuk anak-anak sebelum
membuat desain pembelajaran mereka.
Setelah menyelesaikan tahap analisis (dalam kondisi ini,
saya memolesnya dari catatan terdahulu ), maka masuklah tahap pembuatan desain
pembelajaran, yakni membuat pola, sketsa, outline, atau rencana pendahuluan
dalam proses belajar kita nantinya. Dalam menyusun desain pembelajaran maka
saya perlu merumuskan tujuan pembelajaran, memilih metode dan media belajar
yang kira-kira akan memudahkan saya untuk menyerap ilmu (secara,
emak-emak gini, ga zaman keles duduk manis #baca: ga
mungkin duduk manis), memilah sumber-sumber belajar yang relevan (alhamdulillah, sudah pula
sebagian terkumpul saat membulatkan niat kembali ngubek buku pendidikan anak),
merancang lingkungan tempat saya mengakses sumber belajar,cuss,
dilaksanakan deh desain belajarnya, kemudia siap untuk dievaluasi di
akhir periode pembelajaran pertama, apakah desain pembelajaran yang saya buat
dapat membuat belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Jika ya, maka tentu akan
mudah mengaplikasikannya untuk anak-anak serta menularkannya pada ibu-ibu lain.
DESAIN PEMBELAJARAN ala Fratiwi Rachmaningtyas
LEMBAGA : UNIVERSITAS KEHIDUPAN
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN ANAK DAN PENGELOLAAN RUMAH TANGGA
MATA KULIAH : ILMU PENGASUHAN ANAK (BUNDA SAYANG)
KELAS / SEMESTER : NOL KILOMETER / I DESEMBER 2016- MEI 2017
ALOKASI WAKTU : 10 JAM PERHARI hingga tak terhingga
A. TUJUAN PEMBELAJARAN : Menjadi ibu yang mampu mendidik
anak sesuai syariat Islam sehingga mampu menyiapkan generasi pejuang Islam yang
sholih dan tangguh.
STANDAR
KOMPETENSI : Mendidik sesuai syariat Islam
KOMPETENSI
DASAR :
1.
Mampu menerapkan pendidikan
berlandaskan akidah Islam
2.
Mampu merumuskan pendidikan
berbasis firah
3.
Mampu membuat standar
periode pendidikan berdasarkan Psikologi Perkembangan Anak
INDIKATOR :
1.
Mengetahui pendidikan
berlandaskan akidah Islam, pendidikan berbasis fitrah
2.
Dapat mempraktekkan teori
pendidikan dalam pengasuhan anak sehari-hari
3.
Dapat membuat kolom perkembangan
anak secara sederhana
4.
Mampu menjelaskan konsep
pendidikan berlandaskan akidah Islam dan pendidikan berbasis fitrah
B. ANALISIS PEMBELAJARAN (BAHAN AJAR) : Pendidikan
berlandaskan akidah Islam, Pendidikan berbasis Fitrah, Pendidikan dalam
Psikologi Perkembangan Anak.
C. PENILAIAN KEMAMPUAN AWAL : mengetahui secara umum
gambaran pendidikan berlandaskan akidah Islam, berbasis fitrah, memiliki
checklist perkembangan anak meski belum terstruktur
D. STRATEGI PEMBELAJARAN :
1.
Membaca buku pendukung
2.
Menyimak video pengasuhan
anak
3.
Mengikuti diskusi online
grup yang relevan dengan ilmu pendidikan anak
4.
Mengobservasi perkembangan
dan perjalanan pendidikan anak
5.
Mengikuti seminar atau
pelatihan jika ada
6.
Mempraktekkan dalam
keseharian pengasuhan anak
E. PENGELOLAAN KELAS : belajar dapat dilakukan online maupun
offline
F. PEMBAGIAN WAKTU :
1.
Membaca buku : 30 menit
perhari
2.
Menyimak video : seminggu 3
* 30 menit
3.
Diskusi online (memilah
share yang berkaitan dengan pendidikan anak) : 30 menit perhari
4.
Observasi : kesiaapan anak
belajar sesudah Maghrib, sesudah Ashar, sesudah Subuh dan waktu-waktu bersama
ananda
5.
Praktek : sepanjang waktu
bersama ananda
G. MEDIA BELAJAR :
1.
Buku-buku
2.
Grup WhatsApp
3.
You tube
4.
Google
H. EVALUASI :
1.
Penilaian suami apakah
mampu menjelaskan konsep pendidikan berbasis akidah islam dan fitrah
2.
Apakah hasil print out
standar pendidikan anak berdasarkan Psikologi Perkembangan sudah relevan
3.
Penilaian suami terhadap
laporan perkembangan pendidikan dan pengasuhan anak serta keseharian ibu
4.
Apakah manajemen waktu
belajar dan pengurusan rumah tangga serta aktivitas lain sudah dikelola dengan
baik
I. ANALISIS UMPAN BALIK :
Berupa laporan kegiatan proses pembelajaran, apakah terdapat
kelemahan dalam desain pembelajaran ini, apakah desain pembelajaran ini sudah mampu
menghantarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran. Jika diperlukan dapat
dilakukan modifikasi atau pengembangan desain.
No comments:
Post a Comment