universitas kehidupan, tempat belajar meraih ridho Ilahi
jika ditanya ingin mengambil jurusan
apa seandainya saya memiliki kesempatan untuk belajar kembali, secara formil
saya ingin melanjutkan linear keilmuan psikologi hingga dapat berperan
merumuskan dan menemukan kembali dasar-dasar ilmu kejiwaan Islam. Hanya saja Secara
spontan saya akan menjawab, fashion design ! (dengan mata berbinar-binar saya
akan menjelaskan panjang lebar ketertarikan terhadap magnet kaum hawa ini). Ya,
sejak kecil saya sangat menyukai dunia fashion, ketika teman-teman memakai
pakaian yang sedang trend, saya senang costum yang sesuai dengan selera dan
keinginan saya (disamping memang orang tua saya tergolong tidak dapat membeli
pakaian yang sesuai dengan tren ;) ). Dengan biaya minimal saya dapat pakaian
yang saya sukai, karena membeli pakaian baru mungkin hanya terjadi setahun
sekali bagi kami, penghasilan PNS yang dicukupkan untuk makan sebulan, tak
memadai untuk membeli pakaian baru secara berkala bagi enam bersaudara dirumah
kami. Thats why, tampil chic dengan modal minimal menjadi pilihan bagi saya (hehehe).
Bisa jadi dunia fashion, tas, sepatu, adalah dunia yang disenangi mayoritas
wanita, pasar yang luas menggiurkan saya untuk lebih menekuni dunia ini (ujung-ujung
nya duit). Dalam sistem ekonomi kapitalis hari ini, dimana kebutuhan dasar
individu tak lagi sepenuhnya disubsidi oleh negara (bahkan banyak subsidi yang
dicabut secara perlahan) tentu membuat kita bekerja lebih keras. Impor budaya
konsumtif pada remaja, anak-anak, wanita dan keluarga juga memaksa para pencari
nafkah bekerja lebih kreatif atau tercebur dalam usaha-usaha yang bathil hingga
haram.
Ternyata bukan, bukan ilmu tersebut
yang ingin saya pelajari kembali saat ini. Menyadari bahwa saya bukanlah wanita
yang dapat bekerja secara multi tasking dengan baik, saya menunda dulu
keinginan saya tersebut. Saya salut terhadap wanita yang mampu “hadir” dalam
dunia dan tetap mampu menyelaraskan urusan rumah tangga (perlu banget skill ini
ya moms). Dengan kelapangan hati, saya akan memilih mempelajari kembali ilmu
pendidikan anak dan pengelolaan keluarga. Karena ingin seutuhnya menjadi ummun
wa rabbatul bait di rumah saya, menuntun anak-anak menemukan perannya kelak
dalam peradaban islam yang gemilang. Dunia fashion bisa menanti jika Allah
masih memberikan kesempatan hidup sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Sementara
anak-anak yang kini bertumbuh tak dapat menanti. Saya wajib mengupayakan
ikhtiar terbaik, terlepas kelak hasil akhirnya seperti apa. Tak hanya mendidik
dan mengelola keluarga sendiri, saya ingin menularkan ilmu pendidikan anak dan
pengelolaan keluarga pada ibu-ibu lain, mengajak mereka bersama-sama menuntut
ilmu sehingga dapat terwujud kebangkitan dan kemuliaan keluarga dalam sistem
pendidikan terbaik.
Pelan tapi pasti, saya akan kembali
membuka text book kuliah yang tersusun rapi untuk merumuskan langkah kecil
dalam mengarsiteki calon pemimpin masa depan, mengumpulkan pengetahuan yang
terserak untuk melengkapi pemahaman saya terhadap dunia anak dan keluarga. Bersabar
dalam menimba ilmu serta tidak tergesa-gesa memahami informasi yang terkadang
memunculkan asumsi ”ah, saya sudah tahu materi ini”, padahal nyatanya saya
hanya sekedar tahu tanpa memahami. Saya ingin pandai memetik hikmah dari setiap
kejadian dalam pengasuhan anak-anak, menarik benang merah dari scene apapun bersama
suami dan keluarga, sehingga ikhlas dapat hadir dalam jiwa. Bahwa apa adanya
seorang hamba Allah, apapun peran kita, sebagai istri, ibu, anak, tetangga,
sahabat, berlaku lah seperti apa adanya yang disampaikan Allah lewat RosulNya. Karena
kelak kita akan ditanya, atas dasar apakah kita memilih sikap?, menuruti
perasaan dan hawa hafsu kah, atau dibawah tuntunan syariatNya?.
No comments:
Post a Comment